Monday, June 29, 2020

Teori Peluang Diskrit


Definisi  Fungsi Massa Peluang adalah peubah acak diskret yang masing masing mempunyai peluang , maka Fungsi massa peluang dari adalah hubungan antara nilai peubah acak dengan peluangnya.

Teori peluang adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan peluang, analisis fenomena acak. 
Objek utama teori peluang adalah variabel acak, proses stokastik, dan kejadian: abstraksi matematis non-deterministik peristiwa atau kuantitas terukur yang dapat berupa kejadian tunggal atau berkembang dari waktu ke waktu dalam mode tampaknya acak.
 Jika koin individu melemparkan atau gulungan dadu dianggap peristiwa acak, maka jika berkali-kali mengulangi urutan kejadian acak akan menunjukkan pola-pola tertentu, yang dapat dipelajari dan diprediksi. Dua hasil matematis representatif menggambarkan pola tersebut adalah hukum bilangan besar dan teorema limit pusat.

Definisi Peubah Acak Diskrit
Peubah acak disebut diskret, jika ruang contoh S dari peubah acak itu tercacah (berkorespondensi 1-ke-1 dengan himpunan bilangan bulat positif).  Dengan demikian, jika peubah acak diskret, maka banyaknya nilai dari peubah acak yang bersifat dapat dicacah (1 atau lebih).

Sebagai dasar matematika untuk statistik, teori peluang adalah penting untuk kegiatan manusia banyak yang melibatkan analisis kuantitatif set besar data. Metode teori peluang juga berlaku untuk deskripsi sistem yang kompleks diberikan pengetahuan hanya sebagian dari negara mereka, seperti dalam mekanika statistik. 

Peluang Diskrit Apa yang terjadi jika keluaran dari suatu eksperimen tidak memiliki peluang yang sama? Dalam kasus ini, peluang p(s) dipadankan dengan setiap keluaran Elemen dari S, di mana S adalah ruang sampel, yang memenuhi dua syarat:
(1) 0 kurang dari atau sama dengan  p(s) kurang dari atau sama dengan 1 untuk setiap Elemen dari S, dan (2) Sigma S p(s) = 1 Artinya, bahwa (1) setiap peluang bernilai antara 0 dan 1, dan
(2) jika peluang dari semua keluaran yang mungkin dijumlahkan akan sama dengan 1, karena pada saat eksperimen dilakukan, satu dari keluaran tersebut dijamin akan terjadi. Fungsi p: S mengimplikasikan [0,1] dinamakan distribusi peluang.

Bagaimana peluang p(s) diperoleh? Peluang p(s) dari suatu kejadian s sama dengan Setelah kita mengetahui p(s) untuk setiap s, peluang dari suatu kejadian E dapat dihitung sebagai berikut. p(E) = Sigma E p(s) banyaknya eksperimen jumlah kemunculan lim banyaknya eksperimen s

Contoh
 Suatu dadu dimodifikasi sehingga angka tiga muncul dua kali lebih sering dari angka-angka lainnya. (a) Berapakah peluang dari semua keluaran yang mungkin? 
(b) Berapakah peluang bahwa angka ganjil akan muncul ketika dadu tersebut digulingkan?

 Solusi.
(a)   Terdapat 6 kemungkinan keluaran s1 , …, s6 . p(s1 ) = p(s2 ) = p(s4 ) = p(s5 ) = p(s6 ) p(s3 ) = 2p(s1 )
Karena jumlah semua peluang tersebut haruslah sama dengan 1, maka 5p(s1 ) + 2p(s1 ) = 1 dan 7p(s1 ) = 1
Jadi, p(s1 ) = p(s2 ) = p(s4 ) = p(s5 ) = p(s6 ) = 1/7, p(s3 ) = 2/7
(b)   Eganjil = {s1 , s3 , s5 }
Ingat rumus p(E) = Sigma E p(s).
Maka, p(Eganjil) = Sigma Eganjil
p(s) = p(s1 ) + p(s3 ) + p(s5 ) = 1/7 + 2/7 + 1/7 = 4/7

PELUANG
Teori Peluang dikembangkan pada abad ke XVII oleh ahli matematika dari Perancis yang bernama Pierre de Fermat dan Blaise Pascal. Awalnya teori peluang dimulai dari permainan judi atau permainan yang bersifat untung-untungan. Dalam teori peluang banyak dijumpai soal-soal yang berkaitan dengan uang logam, dadu, kartu bridge dan lain-lain.
Adapun tujuan mempelajari teori peluang agar siswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar teori peluang supaya lebih mudah dipahami dan melatih kemampuan siswa dalam hal berolah pikir.
Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Ruang Sampel adalah seluruh kemungkinan yang terjadi dalam suatu percobaan. Ruang Sampel biasanya dilambangkan dengan huruf besar “ S “
Contoh:
1.     Pada percobaan melempar sebuah dadu, maka ruang sampelnya ditulis:
     S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
2.     Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam
     S = { Angka, Gambar } atau  S = { A, G }
     S = { Muka , Belakang } atau S = { M, B }

Kejadian
 adalah bagian dari ruang sampel, biasanya untuk melambangkan suatu kejadian digunakan huruf besar.
Contoh:
1.     Pada percobaan melempar sebuah dadu.
     a.  Jika A adalah kejadian muncul mata dadu bilangan genap, maka:
         A = { 2, 4, 6 }
b.     Jika B adalah kejadian muncul mata dadu bilangan prima, maka:
         B = { 2, 3, 5 }
c.     Jika C adalah kejadian muncul mata dadu yang merupakan faktor dari 12, maka:
         C = { 1, 2, 3, 4, 6 }
2.     Pada percobaan melempar dua mata uang logam.
a.     Jika P adalah kejadian kedua mata uang muncul Angka, maka:
          P = { AA }
b.     Jika Q adalah kejadian muncul 1 Angka dan 1 Gambar, maka:
          Q = { AG, GA }

 Peluang Suatu Kejadian

Menghitung Peluang dengan menggunakan Pendekatan Frekuensi Nisbi atau Frekuensi Relatif
Contoh:
1.     Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 15 kali, kemudian pada setiap lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul angka sebanyak 7 kali, maka frekuensi relatif muncul angka = 7/15
2.     Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 50 kali, kemudian pada setiap lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul gambar sebanyak 28 kali, maka frekuensi relatif muncul gambar =  28/50

Jadi, peluang suatu kejadian secara frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Semoga bermanfaat. 


Monday, June 22, 2020

Materi Kombinatorial


Definisi Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

Kombinatorial adalah cabang matematika yang berguna untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus menghitung semua kemungkinan susunannya. Contoh : Sebuah password panjangnya 6 sampai 8 karakter.

Kaidah Dasar menghitung
Dalam kombinatorial ada dua kaidah dasar yang digunakan untuk menghitung, yaitu kaidah penjumlahan (rule of sum) dan kaidah perkalian (rule of product)
Kaidah Penjumlahan (rule of sum) Bila percobaan 1 mempunyai m hasil percobaan yang mungkin terjadi(atau memiliki sebanyak m kemungkinan jawaban) dan percobaan 2 mempunyai n hasil percobaan yang mungkin (atau memiliki sebanyak n kemungkinan jawaban), maka bila hanya salah satu dari dua percobaan itu saja yang dilakukan (percobaan 1 “atau” percobaan 2), maka terdapat m+n hasil jawaban (atau memiliki m +n kemungkinan jawaban).

Kombinatorik (Combinatoric) adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek tanpa harus mengenumerasi terlebih dahulu. Solusi yang ingin kita peroleh adalah jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu di dalam himpunannya.Terdapat dua kaidah dasar untuk dapat memecahkan banyak masalah persoalan menghitung dalam Kombinatorial. Kaidah tersebut adalah Kaidah Perkalian(rule of procuct) dan Kaidah Penjumlahan (rule of sum).

Kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan tersebut juga dapat diperluas sehingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Misalkan ada percobaan, masing-masing dengan hasil , maka hasil yang mungkin adalah: untuk kaidah perkalian.untuk kaidah penjumlahan.
Kaidah perkalian juga telah berkembang dan salahsatunya yang juga sering digunakan dalam Kombinatorial dan sudah kita kenal yaitu Permutasi.
Teori Peluang
                        Kombinatorial dan teori peluang (probability) berkaitan sangat erat. Teori peluang banyak menggunakan konsep-konsep dalam kombinatorial. Sebenarnya kedua bidang ini lahir dari arena judi (gambling games)
– salah satu kasusnya adalah menghitung peluang munculnya nomor lotre tertentu. Meskipun demikian, aplikasi kombinatorial dan teori peluang saat ini telah meluas ke berbagai bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan nyata seperti ilmu statistika, fisika, ekonomi, biologi, dan berbagai bidang ilmu lainnya.

Terminologi Dasar                                    
Ruang Contoh (sample space)
               Ruang Contoh dari suatu percobaan adalah himpunan semua kemungkinan hasil percobaan yang bersangkutan.
Titik Contoh (sample point)
               Titik Contoh adalah setiap hasil percobaan di dalam ruang contoh. Hasil-hasil percobaan tersebut bersifat saling terpisah (mutually exclusive) karena dari seluruh ruang contoh, hanya satu titik contoh yang muncul.

Definisi: Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan objek-objek.
Permutasi merupakan bentuk khusus aplikasi kaidah perkalian. Misalkan jumlah objek adalah n, maka  urutan pertama dipilih dari n objek, urutan kedua dipilih dari n – 1 objek, urutan ketiga dipilih dari n – 2 objek, … urutan terakhir dipilih dari 1 objek yang tersisa. Menurut kaidah perkalian, permutasi dari n objek adalah n(n – 1) (n – 2) … (2)(1) = n!
Bentuk khusus dari permutasi adalah kombinasi. Jika pada permutasi urutan kemunculan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan kemunculan diabaikan.

Tugas Kedua : Mata Kuliah Matematika Diskrit
1.      Mengapa perlu mempelajari kombinatorial dalam materi kuliah matematika diskrit ini ?
2.      Apa yang dimaksud dengan kombinatorial dalam perkuliahan ini ?
3.      Apa kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi dalam memahami matematika diskrit ?
4.      Berikan contoh penelitian yang telah dilakukan dalam mempelajari konsep matematika ?
Jawaban :
1.      Menekankan pentingnya kemampuan matematika merupakan tujuan utama dari pembelajaran matematika. Salah satu tujuan utama dari pembelajaran matematika adalah mahir dalam ilmu matematika yang meliputi; 1) pemahaman konsep; 2) keterampilan prosedural; 3) kompetensi strategis; 4) penalaran adaptif; dan 5) kepribadian produktif yaitu kebiasaan berpikir logis terhadap matematika (Department of Elementary and Secondary Education 2009). Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada mahasiswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman mahasiswa dapat lebih mengerti konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh dosen, sebab dosen merupakan pembimbing mahasiswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Mengajar pada dasarnya harus menyertakan dua komponen utama yaitu memberi dan menerima informasi, sehingga dosen mencoba cara yang terbaik untuk memberikan pengetahuan agar mahasiswa paham. Mahasiswa menunjukkan pemahaman konseptual dalam matematika menurut (Balka, Hull, and Miles 2001) jika terbukti dapat mengerti, menamai,dan menghasilkan contoh konsep;menggunakan model yang saling berhubungan, diagram, manipulatif, dan beragam representasi dari konsep; mengidentifikasi dan menerapkan prinsip-prinsip; mengetahui dan menerapkan fakta dan definisi; membandingkan, dan mengintegrasikan konsep terkait dengan prinsip-prinsip; mengakui, menafsirkan, dan menerapkan tanda-tanda, simbol, dan istilah yang digunakan untuk mewakili konsep.
2.      Definisi Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.
3.      Dalam hal ini mahasiswa mengalami kesalahan kesulitan dalam memodelkan kedalam bentuk matematika. Dari data diatas diperoleh beberapa kesalahan yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal kombinatorika, yaitu :
a.Kesalahan konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan adalah cara menyelesaikan soal yang seharusnya menggunakan permutasi tetapi dikerjakan dengan cara kombinasi atau bahkan sebaliknya. Selain itu, dalam menggunakan rumus permutasi atau kombinasi kadang-kadang masih terbalik.Kesulitan pemahaman konsep terjadi karena mahasiswacenderung menghafal sehingga kesalahan terjadi karena mahasiswa kurang memahamikonsep secara jelas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Herholdt and Sapire 2014)kesalahan terjadi karena kurangnya pemahaman mahasiswadalam memahami konsep.
b.Kesalahan prosedur
Kesalahan prosedur yang sering dilakukan mahasiswa diantaranya kurang menuliskan tanda faktorial pada operasi permutasi atau kombinasi, sehingga diperoleh hasil akhir salah. Hal ini sesuai dengan (Brown and Skow 2016) yang menyatakan bahwa kesalahan prosedural terjadi ketika seorang mahasiswa salah menerapkan aturan atau algoritma (yaitu, rumus atau prosedur langkah-demi-langkah untuk memecahkan masalah).
c.Kesalahan dalam memodelkan ke dalam bentuk matematika.
Kesalahan dalam memodelkan ke dalam bentuk matematika sering dialami mahasiswa dalam mengerjakan soal. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, mahasiswa masih bingung dalam menterjemahkan kedalam bentuk matematika, sehingga dalam macet dalam mengerjakan langkah berikutnya.
Pemahaman konseptual dan prosedural yang benar merupakan landasan yang memungkinkan terbentuknya pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep lain yang berhubungan, konsep yang lebih kompleks, fakta, hukum, prinsip dan teori-teori dalam matematika.
4.      Pemahaman konseptual dan prosedural yang benar merupakan landasan yang memungkinkan  terbentuknya  pemahaman  yang  benar  terhadap  konsep-konsep  lain yang berhubungan, konsep yang lebih kompleks, fakta, hukum, prinsip dan teori-teori dalam  matematika.  Pemahaman  suatu  konsep  yang  tidak  benar  memungkinkan MeminimalisirKesalahan Konsep Kombinatorik melalui Pembelajaran terbentuknya  konsep-konsep  lain berkaitan  yang  tidak  benarpulakarena  bagian  dari pengetahuan  matematika  mencakup  topik-topik  tertentu  yang  meliputi  pemahaman prosedur dan konsep, yang keduanya adalah saling berhubungan. Anak pada awalnya memperoleh  pengetahuan  konseptual  terlebih  dahulu, misalnya,  melalui  penjelasan orang tua kemudian memperoleh pengetahuan prosedural melalui praktik pemecahan masalah secara berulang.  Hal  ini  sesuai  pernyataan (Rittle-Johnson  and  Schneider 2014) yaitu“Overall, there is extensive evidence from a variety of mathematical domains indicating  that  the  development  of  conceptual  and  procedural  knowledge  of mathematics is often iterative, with one type of knowledge supporting gains in the  other  knowledge,  which  in  turn  supports  gains  in  the  other  type  of knowledge. Conceptual knowledge may help with the construction, selection, and  appropriate  execution  of  problem-solving  procedures.  At  the  same  time, practice  implementing  procedures  may  help  students  develop  and  deepen understanding  of  concepts,  especially  if  the  practice  is  designed  to  make underlying concepts more apparent. Both kinds of knowledge are intertwined and can strengthen each other over time”.
Berdasarkan   pernyataan   di   atas   sesungguhnya   matematika   menunjukkan bahwa  pengembangan  pengetahuan  konseptual  dan  prosedural  dalam  matematika sering  berulang,  dan  saling  mendukung  antara  pengetahuan yang  satu  dengan pengetahuan     lainnya.     Pengetahuan     konseptual     dapat     membantu     dengan mengkonstruksi, menyeleksi,  dan menyelesaikan  prosedur  yang  tepatdari suatu pemecahan  masalah.  Pada waktu  yang  bersamaan, latihan menerapkan  prosedur dapat   membantu mahasiswa   mengembangkan   dan   memperdalam   pemahaman tentang  konsep,  terutama  jika latihan ini  dirancang  untuk  membuat  konsep  yang mendasari  lebih  jelas sehingga  pengetahuan  konseptual  dan  pengetahuan  procedural dapat saling memperkuat dari waktu ke waktu.
Dalam pembelajaran  matematika,  model matematika memiliki  peran  penting dalam  membantu mahasiswa lebih  memahami  proses merubah  keadaan  nyata  ke dalam bahasa matematika (mathematizing). Dengan meningkatnya peran matematika dalam dunia nyata, pendidikan matematika memerlukan arah pendidikan yang penuh informasi  dan  melatih  anak  berfikir  kritis.Oleh  karena  itudapat  dikatakan  bahwa konsep  dan  prosedur  merupakan pondasi berfikir,  sehingga  pemahaman  konseptual dan  prosedural  yang  benar  menjadi  sangat  penting  untuk  dimiliki.  Pemahaman konseptual  dan  prosedural  yang  benar  merupakan  landasan  dalam  memahami  fakta-fakta,  hukum-hukum,  prinsip-prinsip  dan  teori-teori  dalam  ilmu  matematika  secara benar.  Selain  itu,  pemahaman  secara  benar  akan  menghasilkan  penerapan  konsep yang  benar  sebagai  landasan  untuk  memecahkan  masalah  dalam  kehidupan  sehari-hari dan perkembangan IPTEK.
sumber : LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. ISSN: 1410-8771. Volume. 18, Nomor 2, hal 67-78.

Sunday, June 14, 2020

MATERI ALJABAR BOOLEAN

PENGANTAR MATERI ALJABAR BOOLEAN
Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 1854. 
• Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa
(perhatikan kemiripan hukum-hukum aljabar logika dan hukum-hukum aljabar himpunan). 
• Dalam buku The Laws of Thought, Boole memaparkan aturanaturan dasar logika. 
• Aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika yang disebut aljabar Boolean. 
• Aplikasi: perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated
circuit) komputer 

DEFINISI
Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan ×, dan sebuah
operator uner, ’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel disebut
aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c Î B berlaku aksioma berikut: 
1. Identitas (i) a + 0 = a (ii) a × 1 = a
2. Komutatif (i) a + b = b + a (ii) a × b = b . a
3. Distributif (i) a × (b + c) = (a × b) + (a × c)        (ii) a + (b × c) = (a + b) × (a + c)
4. Komplemen Untuk setiap a Î B terdapat elemen unik a‘Î B sehingga (i) a + a’ = 1 (ii) a × a’ = 0
Berhubung elemen-elemen B tidak didefinisikan nilainya (kita bebas menentukan anggota-anggota
B), maka terdapat banyak sekali aljabar boolean. 
• Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang harus memperlihatkan: 
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner,
3. Himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat aksioma diatas 
Aljabar himpunan dan aljabar logika proposisi juga merupakan aljabar Boolean karena memenuhi
empat aksioma di atas. 
Dengan kata lain, aljabar himpunan dan aljabar proposisi adalah himpunan bagian (subset) dari
aljabar Boolean. 
 Pada aljabar proposisi misalnya: 
- B berisi semua proposisi dengan n peubah.
- Dua elemen unik berbeda dari B adalah T dan F,
- Operator biner: ∨ dan ∧, operator uner: ~
- Semua aksioma pada definisi di atas dipenuhi.
 Dengan kata lain     B ∨ ∧ ~ T F    adalah aljabar Booelan 





EKSPRESI BOOLEAN
Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen-elemen B dan/atau peubah-peubah yang dapat
dikombinasikan satu sama lain dengan operator +, ×, dan ’. 
Contoh 1: 

 0 

a  

a + b 
a × b
a’× (b + c)   
a × b’ + a × b × c’ + b’,  dan sebagainya 

HUKUM ALJABAR BOOLEAN 









 CONTOH 2: Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaaan
berikut: a + a’b = a + b dan a(a’ + b) = ab adalah benar. 
Penyelesaian: 
(i) a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum Penyerapan) 
 = a + (ab + a’b) (Hukum Asosiatif) 
 = a + (a + a’)b (Hukum Distributif) 
 = a + 1 × b (Hukum Komplemen) 
 = a + b (Hukum Identitas) 
(ii) a(a’ + b) = a a’ + ab (Hukum Distributif) 
   = 0 + ab (Hukum Komplemen) 
   = ab (Hukum Identitas) 

FUNGSI BOOLEAN
Contoh-contoh fungsi Boolean:
 f(x) = x 
 f(x, y) = x’y + xy’+ y’ 
 f(x, y) = x’ y’ 
 f(x, y) = (x + y)’ 
 f(x, y, z) = xyz’ 
• Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal. 
• Fungsi h(x, y, z) = xyz’ terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’. 
• Jika diberikan x = 1, y = 1, z = 0, maka nilai fungsinya:
   h(1, 1, 0) = 1 ×1 × 0’ = (1 × 1) × 1 = 1 × 1 = 1 

CONTOH 3 :
• Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda. 
• Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari hasil jumlah. 
• Contoh 3: 
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz 
dan 
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) 
adalah dua buah fungsi yang sama. 

CONTOH 4 :
.  Minterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk
hasil kali 
• Maxterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk
hasil jumlah. 
• Contoh 4: 
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz 
à 3 buah minterm: 
x’y’z, xy’z’, xyz g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) 
à 5 buah maxterm: 
(x + y + z), (x + y’ + z), (x + y’ + z’), (x’ + y + z’), dan (x’ + y’ + z) 

BENTUK KANONIK
Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z Maka: x’y 
à bukan minterm karena literal tidak lengkap y’z’ 
à bukan minterm karena literal tidak lengkap xy’z, xyz’, x’y’z 
à minterm karena literal lengkap (x + z) 
à bukan maxterm karena literal tidak lengkap (x’ + y + z’) 
à maxterm karena literal lengkap (xy’ + y’ + z) à bukan maxterm 
• Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau
perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik. 

DUA MACAM BENTUK :
Jadi, ada dua macam bentuk kanonik: 
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP) 
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS) 
• Fungsi f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz dikatakan dalam bentuk SOP 
• Fungsi g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’) (x’ + y’ + z) 
dikatakan dalam bentuk POS 

CARA MEMBENTUK MINTERM DAN MAXTERM :
• Untuk minterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan
peubah yang bernilai 1 dinyatakan tanpa komplemen. 
• Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan tanpa komplemen,
sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan dalam bentuk komplemen.

KONVERSI ANTAR BENTUK
Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan tiga peubah: f(x, y, z) = Ʃ (1, 4, 5, 6, 7)
dan f ’adalah fungsi komplemen dari f, f ’(x, y, z) = Ʃ (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3 
Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk POS: 
f (x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3 )’ = m0 ’ . m2 ’ . m3 ’ = (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’ = (x + y + z) (x +
y’ + z) (x + y’ + z’) = M0 M2 M3 = Π (0,2,3) Jadi, f(x, y, z) = Ʃ (1, 4, 5, 6, 7) = Π (0,2,3). 
Kesimpulan: mj ’ = Mj

PENYEDERHANAAN :
Menyederhanakan fungsi Boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang ekivalen tetapi dengan
jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit. 
• Contoh: f(x, y) = x’y + xy’ + y’ disederhanakan menjadi f(x, y) = x’ + y’. 
• Dipandang dari segi aplikasi aljabar Boolean, fungsi Boolean yang lebih sederhana berarti
rangkaian logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang logika lebih sedikit). 

TIGA METODE :
yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean: 
1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean.
2. Metode Peta Karnaugh.
3. Metode Quine-McCluskey (metode tabulasi) 
• Yang dibahas hanyalah Metode Peta Karnaugh 

PETA
 • Peta Karnaugh (atau K-map) merupakan metode grafis untuk menyederhanakan fungsi
Boolean. 
 • Metode ini ditemukan oleh Maurice Karnaugh pada tahun 1953. Peta Karnaugh adalah
sebuah diagram/peta yang terbentuk dari kotak-kotak (berbentuk bujursangkar) yang
bersisian. 
• Tiap kotak merepresentasikan sebuah minterm.
• Tiap kotak dikatakan bertetangga jika minterm minterm yang merepresentasikannya
berbeda hanya 1 buah literal.

CONTOH SOAL :
 Sebuah instruksi dalam sebuah program adalah if A > B then write ln(A) else write ln(B); Nilai
A dan B yang dibandingkan masing-masing panjangnya dua bit (misalkan: a1a2 dan b1b2 ). 
 (a) Buatlah rangkaian logika (yang sudah disederhanakan tentunya) yang menghasilkan
keluaran 1 jika A > B atau 0 jika tidak. 
 (b) Gambarkan kembali rangkaian logikanya jika hanya menggunakan gerbang NAND saja
(petunjuk: gunakan hukum de Morgan) 

Teori Peluang Diskrit

Definisi   Fungsi Massa Peluang adalah peubah acak diskret yang masing masing mempunyai peluang , maka Fungsi massa peluang dari adalah ...